Kisah Pilu Safitri, Wanita Cantik Indramayu yang Belasan Tahun Dilarang Keluar Kamar

- 12 Januari 2023, 21:17 WIB
Saerah salah satu kakak kandung Safitri tengah melihat kondisi adiknya yang terpaksa diamankan di rumah kosong milik orang tuanya di Blok Langgen, Desa Singaraja Kecamatan/Kabupaten Indramayu.*
Saerah salah satu kakak kandung Safitri tengah melihat kondisi adiknya yang terpaksa diamankan di rumah kosong milik orang tuanya di Blok Langgen, Desa Singaraja Kecamatan/Kabupaten Indramayu.* /Udi/Foto Ist/Kabar Cirebon/

KABARCIREBON - Siapa pun yang melihatnya, pasti akan sedih. Iya, ini adalah tentang kisah pilu kehidupan Safitri. Wanita cantik asal Indramayu itu, dulu pernah menjadi primadona.

Kini, Safitri menjalani hidup belasan tahun di kamar rumah. Bukan keinginan dirinya. Dan juga bukan keinginan keluarga. Faktor X yang membuat Safitri yang kini berusia 47 tahun itu, terpaksa harus harus hidup seperti dalam kurungan.

Wanita asal Blok Langgen, Desa Singaraja, Kecamatan/Kabupaten Indramayu itu, mengalami sakit di luar dugaan keluarga. Bahkan, wanita cantik itu, tak bisa mengontrol emosinya.

Baca Juga: Pekerjaan Tak Kunjung Dibayar, Sejumlah Kontraktor Somasi Pemkot Cirebon

Akhirnya, mengurung Safitri di dalam kamar menjadi pilihan. Semua karena keterpaksaan. Dan kisah pilu itu dimulai tahun 2010 itu. Karena, Safitri menderita gangguan kejiwaan atau depresi berat.

Hingga kini, kamar yang dilengkapi pintu berjeruji besi ini menjadi dunia bagi Safitri. Dia tinggal seorang diri di rumah kosong itu.

Orang tuanya meninggal dunia dan sembilan saudara kandungnya tinggal di tempat lain. Rumah itu sudah rusak parah dan nampak tidak terawat.

Baca Juga: Karya Penyandang Disabilitas, Buku Puisi Tak Punya Nama”Diluncurkan

Keluarganya terpaksa mengurung karena kerap mengamuk dan menyakiti orang lain. Bahkan, pernah memukul orang dengan menggunakan kayu hingga keluarganya harus memberikan ganti rugi kepada korban.  

Terkadang suka kabur dan sulit ditemukan. "Safitri waktu itu, gadis yang cantik, kulit bersih dan sehat, " kata Saerah (60 tahun), kakak kandung Safitri, Kamis (12/1/2023).

Dijelaskan Saerah, saat usianya 20 tahun atau pada 1995, Safitri pernah bekerja sebagai pekerja migran Indonesia (PMI) di Brunei Darussalam.

Baca Juga: Desa Awan, Ambulu Jadi Lokasi Tujuan Wisatawan

Karena kecantikannya, anak majikan tempatnya bekerja jatuh cinta dan ingin menikahinya. Namun, Safitri menolaknya karena merasa ada perbedaan status dan kekayaan.

Lalu Safitri pulang dan sejak saat itu suka menangis sendiri terkadang tertawa sendiri. Melihat itu, keluarga berusaha mengobati Safitri hingga akhirnya berhasil sembuh.

Lalu Safitri usaha warung sembako dan berjualan pakaian menggunakan uangnya sendiri. "Dia kemudian menikah dengan pemuda sini. Namun pernikahannya kandas di tengah jalan, keduanya bercerai tidak memiliki keturunan, " tutur Saerah. 

Baca Juga: Alhamdulillah Kuota Jemaah Haji Bertambah

Sejak saat itu, Safitri sakit lagi (depresi). "Keluarga berusaha kembali mengobati Safitri baik secara medis di rumah sakit jiwa maupun pengobatan non medis. Namun, tidak membuahkan hasil hingga akhirnya Safitri dirawat sendiri oleh ibu kandungnya di rumah itu, " papar Saerah

Dikatakannya lagi, ibunya meninggal dunia pada 2015, hingga Saerah yang menggantikan peran mengurus adiknya itu. Bersamaan dengan Saerah merawat tujuh orang anak kandungnya.  

"Saya ikhlas mengurus adik saya ini. Saya hanya ingin segera sembuh seperti dulu," harap Saerah.

Baca Juga: Triwulan Pertama, Barjas Setda Kabupaten Siap Lelang, Ini Dokumen yang Harus Dilengkapi

Meskipun terkurung, lanjut Saerah, Safitri terkadang melantunkan bacaan Alquran. Karena dulu Safitri pintar mengaji dan bernyanyi.(Udi Iswahyudi/KC)

Editor: Muhammad Alif Santosa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x