Pemkab Cirebon Cairkan Dana Darurat Banjir Rp25 Miliar, Jika Terjadi Penyimpangan: Kajari Akan Sikat Habis!

- 8 Maret 2024, 21:31 WIB
ilustrasi bencana banjir yang melanda Kabupaten Cirebon
ilustrasi bencana banjir yang melanda Kabupaten Cirebon /Foto/Ist/KC/

KABARCIREBON - Bencana banjir yang melanda 36 desa di sembilan kecamatan Kabupaten Cirebon menyebabkan kerugian besar bagi para petani. Pasalnya lahan milik petani tersebut harus terendam banjir dan terancam gagal panen di awal tahun 2024.

Seorang petani Rustandi (49 tahun) warga Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon mengatakan, air yang merendam lahan pertaniannya dimulai sejak Senin (5/3/2024) yang lalu.

Di mana saat itu sempat terjadi intesitas curah hujan yang terbilang cukup tinggi dan meluapnya air sungai yang jaraknya tidak jauh dari lahan pertaniannya.

Baca Juga: Disdik Kota Cirebon: Guru Olahraga yang Cabuli Siswi SD Sudah Diberhentikan

"Banjir merendam lahan saya mulai hari Selasa kemarin, soalnya kan waktu itu kan hujannya deres banget sama meluapnya air dari sungai," ujarnya.

Ia menjelaskan, lahan padi seluas hampir satu hektare ini baru dua bulan penanaman. "Lahan saya ini hampir satu hektare, mana padi yang di tanam ini usianya baru dua bulan," kata Rustandi.

Rustandi mengaku saat ini tidak dapat berbuat apa-apa, terlebih lagi modal yang didapatkannya untuk menanam padi diperolehnya dari hasil pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Baca Juga: Transformasi Halaman Kantor DPRD Kabupaten Cirebon: Menyulap Ruang Terbuka Menjadi Oase Hijau

"Saya bingung aja kalau udah begini, mana modal buat tanam saya pinjem dari KUR. Jujur bingung banget buat bayarnya gimana," ungkapnya.

Saat ini upaya yang dilakukannya untuk menutupi kerugian semakin membesar. Ia dibantu keluarganya menguras air di lahan pertaniannya menggunakan alat seadanya untuk mengurangi debit air yang merendam lahan miliknya.

"Mau pake pompa air kan udah enggak punya duitnya dan saya enggak mau ambil resiko," jelasnya.

Baca Juga: Begini Awal Kasus Perundungan Seorang Siswa di Kabupaten Cirebon, Polresta Cirebon Penggil Empat Saksi

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyat mengatakan dari hasil pendataan yang dilakukan oleh pihaknya terdapat 943,5 hektare lahan pertanian yang terendam banjir.

"Dari hasil pendataan yang kami lakukan terdapat 943,5 hektare yang terendam banjir," ungkapnya.

Ia mengungkapkan dalam hitungan yang dilakukan oleh pihaknya, biaya tanam untuk lahan seluas satu hektare mencapai Rp 6.872.203.

Baca Juga: KAI Buka Pemesanan Tiket KA Tambahan Lebaran

"Kalau dikalikan Rp 6.872.203 dengan jumlah 943,5 hektare yang terendam banjir, maka estimasi kerugian petani sekitar Rp 6.484.203.750," ungkapnya.

Ia mengaku saat ini pihaknya sedang melakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak kembali menimpa petani di Kabupaten Cirebon.

"Selain evaluasi, kami juga sedang berupaya mengambil langkah-langkah kongkrit untuk meminimalisir gagal panen bagi petani," katanya.

Baca Juga: Untung Tidak Meledak, Satu Butir Granat Nanas Aktif Ditemukan di Semak-Semak Kebun Desa Susukan Kuningan

Sementara Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Cirebon, Hadi Suryadiningrat mengatakan rapat koordinasi ini untuk merumuskan  dan mempersiapkan penggunaan dana tanggap darurat untuk penanganan banjir dan sosial di wilayah timur termasuk juga rencana ke depannya. 

Selain itu, kata Hadi, untuk pihak Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisangarung (BBWS CC) sudah merespon dengan baik. 

"Dengan adanya SK Tanggap Darurat ini akan segera menjadi bahan regulasi mereka untuk melakukan pekerjaan terhadap kegiatan yang ada di daerah lain untuk disegerakan di Kabupaten Cirebon," katanya.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Apotek yang Siap Melayani Warga Kota Samarinda, Coba Cek Obat di Apotek Aman dan Apotek Julia

Hadi pun menyampaikan, bahwa Dandim 0620 Kabupaten Cirebon meminta agar kegiatan sosial dan dompet kemanusian bisa disalurkan satu pintu yang sudah ditunjuk oleh Pemda.

"Saat ini lokasi untuk dompet kemanusiaam belum ada, lokasinya juga belum ditetapkan," katanya.

"Pak Kajari juga menyampaikan bahwa dalam BTT ini tidak ada yang boleh bermain-main dalam dana bencana, itu bakal disikat habis oleh APH, karena rakyat sedang sengsara jadi dana BTT tidak boleh dipakai yang lainnya, khusus untuk penanganan," imbuhnya 

Baca Juga: Jika Pejabat dan ASN Tidak Taat Pajak, Pj Bupati Kuningan: Nanti Jadi Urusan Saya

Sementara Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD), Sri Wijayanti mengatakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk Tanggap Darurat bencana banjir, pihaknya telah menganggarkan hingga Rp25 miliar.(Iwan/KC).***

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x